Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso saat memberikan pernyataan dalam peringatan Deklarasi PDRI, 19 Desember 2024, di Jakarta.

Jakarta (19/12) – Dalam peringatan Deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berlangsung pada 19 Desember, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyampaikan pentingnya kesadaran bela negara di tengah ancaman multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia.

“Jika ingin perdamaian, kita harus bersiap menghadapi segala bentuk ancaman,” ujar KH Chriswanto, merujuk pada pepatah Latin si vis pacem, para bellum. Beliau menegaskan bahwa tantangan global saat ini mencakup perang ekonomi, pangan, hingga ideologi.

Menurutnya, Indonesia memiliki posisi geografis yang sangat strategis, menjadi jalur perdagangan utama dunia yang menghubungkan Asia, Eropa, dan Australia. Kekayaan alam yang melimpah pun menjadikan Indonesia sebagai incaran berbagai kepentingan global sejak masa penjajahan.

“Sebagai bangsa yang kaya dan strategis, kita harus selalu waspada dan siap menjaga kedaulatan. Ketahanan bangsa menjadi kunci untuk menghadapi perang nonkonvensional di era ini,” jelasnya.

KH Chriswanto juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam program Food Estate untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Program ini, katanya, merupakan solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Dengan kedaulatan pangan, kita bisa membangun ekonomi yang kuat dan memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia,” imbuhnya.

Di tengah era digital, KH Chriswanto mengingatkan generasi muda sebagai kelompok yang rentan terhadap pengaruh ideologi bertentangan dengan Pancasila. “Tanpa nasionalisme yang kuat, generasi muda akan menjadi korban konsumerisme dan hedonisme yang melemahkan daya saing bangsa,” tegasnya.

Dalam pandangan Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Prof. Singgih Tri Sulistiyono, peringatan peristiwa Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948 menjadi pengingat akan pentingnya semangat bela negara.

“Kesadaran cinta tanah air dan nasionalisme harus terus ditanamkan kepada generasi muda, agar semangat membela negara tetap hidup dalam berbagai tantangan,” ujarnya.

Prof. Singgih menekankan bahwa era digital membawa ancaman ideologi dan budaya yang serius. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi teladan dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan.

“Semangat bela negara tidak boleh pudar. Melalui pendidikan dan sosialisasi, kita bisa menjaga keutuhan bangsa dan meneruskan semangat ini kepada generasi mendatang,” pungkasnya.(Ac)

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar