LDII SIDOARJO - Jakarta (12/02). Focus Group Discussion mengenai pembuatan mobil listrik sebagai solusi masyarakat diadakan oleh LDII di Kantor DPP LDII, Patal Senayan.
Dalam FGD ini hadir Ketua Umum LDII Prof Abdullah Syam, anggota
Komisi VI DPR Singgih Januratmoko, anggota DPR dari Komisi VIII DPR
Hajjah Endang Maria Astuti, serta dosen Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya Dedid Cahya Happyanto yang menjadi pembicara inti pengenalan
sistem mobil listrik.
Dalam
sambutannya, Abdullah Syam menyoroti pembuatan mobil listrik dilihat
dari tiga pilar; pertama, apakah layak pada lingkungan, layak teknisnya,
layak terhadap sosial atau tidak.
Pemanasan global serta perubahan iklim
yang diakibatkan ekosistem hutan semakin berkurang, keragaman hayati
semakin berkurang, yang pemanfaatannya kurang bijak. Ekosistem yang
tidak seimbang.
Dan di sisi lain industri mobil hingga kini masih menggunakan bahan
bakar yang berasal dari fosil, yaitu batu bara. Yang akan meningkatkan
akumulasi karbon monoksida, sehingga merusak lapisan ozon sebagai filter
sinar ultraviolet ke bumi.
Karena itu, jika pelaku industri fokus kepada mobil listrik,
setidaknya sumber daya manusia juga bisa mengurangi masalah karbon
monoksida tersebut. Terkait masalah lingkungan, mobil listrik dianggap
sebagai salah satu solusi mengurangi dampak negatif dari penggunaan
bahan bakar fosil.
“Untuk kontribusi pada masyarakat, sebagai lembaga dakwah, LDII mendorong hal ini, kita peduli,” kata Abdullah Syam.
Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin yang hadir sebagai keynote speech hair
itu, menyambut baik dengan apa yang dilakukan LDII dalam pembahasan
mobil listrik selain membahas lingkup keagamaan.
Langkah LDII menurut Syamsuddin bisa sebagai tutor terdepan
memberikan ide-ide untuk persiapan mobil listrik skala nasional yang
dalam banyak hal perlu mendapat perhatian praktisi maupun masyarakat
luas.
Syamsuddin menekankan, “Kalau bisa, mobil listrik ini dimulai dari kendaraan yang terjangkau masyarakat. Pikirkan juga tempat charging-nya (isi ulang tenaga), bagaimana nantinya nilai ekonomis mobil itu menjadi daya tarik si pembeli.”
Ia menambahkan, "Baterai lithium ion dari mobil listrik, salah
satunya juga harus diperhatikan karena akan menjadi sampah nantinya jika
sudah tidak terpakai,” katanya.
Dedid mengatakan dalam penggunaan mobil listrik selain efisien pada
energi BBM juga ramah lingkungan, karena pengurangan polusi udara dan
panas bumi.
Ia menjelaskan perlu adanya persiapan penguatan Sumber Daya Manusia
(SDM) untuk mobil listrik ini, tentu perlu mencetak ahli mobil listrik
untuk perawatan mobil, sesuai perkembangan nya dan kecanggihan mobil
listrik tersebut.(umi/lines)
Posting Komentar